Sapa Teknologi

Stay up-to-date with Andy's Tech Vlog "Sapa Teknologi" on YouTube

Jenis RAID & Cara Expand Storage di Synology NAS Server: Panduan Lengkap


Halo teman-teman! Jumpa lagi dengan Andy Saputra di channel Sapa Teknologi. Di video kali ini, kita bakal bahas cara ekspansi drive dan RAID di Synology NAS.

Pertama, apa itu RAID?
RAID atau Redundant Array of Independent Disks adalah metode untuk menggabungkan beberapa hard drive menjadi satu unit penyimpanan. Di Synology NAS, ada dua grup RAID yang umumnya digunakan. Yang pertama adalah RAID grup (seperti RAID 0, RAID 1, RAID 5, dan RAID 6). Yang kedua adalah Synology Hybrid RAID (SHR), yang menawarkan fleksibilitas lebih unggul.

Kita mulai dari RAID grup. RAID grup punya beberapa tipe:
• RAID 0 membagi data ke beberapa drive untuk performa tinggi, tetapi tanpa proteksi—kalau satu drive rusak, data hilang.
• RAID 1 melakukan mirroring, jadi data lebih aman karena tersimpan di dua drive.
• RAID 5 cocok untuk NAS dengan tiga drive atau lebih, seimbang antara performa, kapasitas, dan proteksi.
• RAID 6 bisa bertahan hingga dua drive rusak, ideal untuk storage besar di atas 12TB.

Berikutnya, ada SHR (Synology Hybrid RAID). SHR mirip dengan RAID, tetapi lebih fleksibel. Misalnya, kalau kalian pakai drive dengan ukuran berbeda, SHR bisa memaksimalkan penggunaan kapasitasnya. Namun, performanya mungkin sedikit lebih lambat, terutama jika kapasitas drive berbeda-beda.

Di video ini, Andy juga akan menunjukkan cara ekspansi storage di Synology NAS. Misalnya, jika kalian mulai dengan konfigurasi basic (tanpa proteksi data), bisa upgrade ke RAID 1 dengan menambahkan satu drive. Dari RAID 1, kalian dapat naik ke RAID 5, kemudian ke RAID 6 jika butuh proteksi lebih. Ingat, proses upgrade RAID ini hanya satu arah—kalian tidak bisa downgrade kembali ke konfigurasi sebelumnya.

Buat kalian yang penasaran bagaimana prosesnya, tips dan triknya apa saja, serta hal-hal yang sebaiknya dihindari, pastikan tonton video ini sampai selesai. Yuk, langsung kita mulai!

Timeline:
00:00 Intro
00:32 Jenis-jenis RAID di Synology Server
01:30 RAID 0: kelebihan & kekurangan, contoh penggunaan
02:46 RAID 1: cara kerja, kelebihan, dan kekurangan
03:54 RAID 5: cara kerja, kelebihan, dan kekurangan
06:15 RAID 6: mekanisme penyimpanan data dan keunggulannya
08:03 SHR (Synology Hybrid RAID)
09:47 SHR vs RAID 5
10:18 RAID 6 vs SHR 2
10:36 Kekurangan SHR
11:28 Kenapa NAS Synology Enterprise tidak menerapkan SHR?
12:01 SHR untuk penggunaan personal/home-user
12:30 Cara ekspansi (upgrade) storage di Synology NAS
13:37 Upgrade RAID
13:53 Kenapa RAID 1 tidak bisa di-upgrade langsung ke RAID 6?
15:37 Upgrade RAID 1 ke RAID 5
17:55 Berapa lama waktu upgrade RAID 1 ke RAID 5?
18:46 Bagaimana cara downgrade RAID di Synology NAS Server?
20:12 Forum diskusi dan tanya jawab tentang IT
21:00 Closing

Itulah penjelasan terkait kelompok RAID di Synology NAS. Kalau kalian punya pertanyaan, tulis aja di kolom komentar di bawah. Pertanyaan menarik bakal Andy bahas di video berikutnya.

Jika kalian suka video ini, jangan lupa like, comment, subscribe (berlangganan), dan share video ini ke teman-teman kalian, karena semua dukungan kalian mendorong kami untuk terus bikin video dan berkarya di YouTube.

Instagram: https://www.instagram.com/andyjsap

Cheers,
@Andy
 

Unboxing & Review Twinkly Squares: Panel RGB Pintar Biar Ruangan Makin Kece


Halo teman-teman semua! Jumpa lagi bersama Andy Saputra di channel Sapa Teknologi untuk membahas teknologi terbaru. Kali ini, kita akan melakukan unboxing dan review Twinkly Squares.

#TwinklySquares adalah lampu RGB yang dapat dipasang di dinding. Lampu ini sangat fleksibel untuk berbagai kebutuhan—mulai dari dekorasi rumah, studio, hingga gaming setup. Teman-teman bisa menampilkan teks, animasi, atau efek sesuai selera. Tak hanya itu, Twinkly Squares juga memiliki rating IP20 (tahan debu dan kelembapan ringan) sehingga lebih tahan lama.

Nah, di video kali ini, Andy akan memperkenalkan dua paket Twinkly Squares. Yang pertama adalah Starter Pack yang berisi 5 panel + 1 master, dan yang kedua adalah Extension Pack berisi 3 panel tambahan.

Selain itu, di dalam paket juga tersedia konektor penghubung antarpanel, serta kabel USB Type-C dan adaptor daya 🔌 berdaya 65W. Twinkly Squares kompatibel dengan Apple HomeKit, sehingga dapat dihubungkan ke ekosistem smart home. Melalui aplikasi Twinkly, kalian bisa menambahkan efek visual dan mengatur tampilan lampu sesuai keinginan.

💰 Untuk #hargaTwinklySquares, Starter Pack dibanderol seharga 488 NZD atau sekitar Rp4.400.000, sedangkan Extension Pack dibanderol 198 NZD atau sekitar Rp1.800.000 untuk 3 panel.

Menarik banget, kan? Buat kalian yang penasaran, yuk tonton video ini sampai selesai!

00:00 Intro
00:47 💸 Harga Twinkly Squares
01:19 Unboxing Twinkly Starter Pack 5+1
02:17 Tampak Dekat Twinkly Squares Master Panel
02:38 Tampak Dekat Extension Panel (panel tambahan)
03:04 Sumber Daya Twinkly Squares 🔌
03:22 Unboxing Twinkly Squares Extension Pack
03:56 Tingkat Ketahanan Twinkly Squares
04:03 Menggabungkan Panel Twinkly Squares
04:53 🔗 Proses Pairing ke Aplikasi Twinkly
06:41 Tips saat proses mapping panel
07:26 Review Efek Visual
07:47 Membuat Efek Animasi dan Teks Kustom
08:45 Eksplorasi Galeri Animasi di Aplikasi Twinkly
09:25 🔗 Koneksi dengan Apple HomeKit
10:57 Outro

Nah, gimana menurut teman-teman? Worth it nggak Twinkly Squares ini?

Jika kalian suka video ini, jangan lupa like, comment, subscribe (berlangganan), dan share video ini ke teman-teman kalian semua, karena dukungan kalian mendorong kami untuk terus bikin video dan berkarya di YouTube.

Jika kalian suka video ini, jangan lupa like, comment, subscribe (berlangganan), dan share video ini ke temen-temen kalian semua ya, karena semua dukungan kalian itu mendorong kita untuk terus bikin video dan berkarya di YouTube.

Instagram: https://www.instagram.com/andyjsap

Cheers,
@Andy
 

Review Lampu Natal Twinkly Smart LED Strings Rp5 Juta - Canggih Banget, Tahan Cuaca & Apple HomeKit


Halo teman-teman semua! Jumpa lagi bersama Andy Saputra di Selandia Baru di channel Sapa Teknologi. Dalam video spesial kali ini, Andy bersama Jayden, Jensen, Justin, dan Thirza Saputra akan mendekorasi pohon Natal 🎄 sekaligus memperkenalkan salah satu dekorasi pohon Natal yang menurut kami paling keren karena dapat dikustomisasi sesuai keinginan.

Namanya adalah Twinkly, sebuah Smart LED Strings yang inovatif banget!

Menariknya, Twinkly Strings dapat dikontrol melalui aplikasi Twinkly dan memiliki fitur canggih, seperti:
• Pemetaan LED detail menggunakan kamera smartphone
• Membuat efek dan animasi yang bisa diatur sesuai selera
• Menerapkan efek yang tersedia di galeri aplikasi
• Opsi timer dan penjadwalan 🕓
• Terhubung dengan Apple HomeKit

Twinkly Strings ini sebenarnya tidak hanya untuk dekorasi pohon Natal, tetapi juga dapat digunakan untuk dekorasi rumah, taman, dan sebagainya.

Penasaran bagaimana hasilnya? Pastikan kalian menonton video ini dari awal hingga selesai!

Timeline:
00:00 Intro
00:54 Dekorasi Pohon Natal & Harga
01:25 Unboxing Twinkly Strings 250 LED
01:41 Keamanan dan Ketahanan
02:07 Menghubungkan Strings LED dengan Power Supply
02:35 Mendekorasi Pohon Natal dengan Twinkly Strings 250 LED
02:56 Mengunduh Aplikasi Twinkly
03:12 Menghubungkan Twinkly Strings dengan Aplikasi Twinkly
04:19 Pemetaan Lampu melalui Aplikasi (Tahap 1/3)
05:12 Jika Ingin Menambah Strings LED
05:42 Lanjut Pemetaan dari Sisi Lain (Tahap 2/3)
06:23 Pemetaan 3D Tahap Akhir dan Finalisasi Layout
06:52 Memilih Efek dan Pengaturan Kustom
07:39 Fitur Timer dan Kontrol melalui Aplikasi
08:01 Hasil Akhir Dekorasi Pohon Natal
08:37 Sinkronisasi Efek Lampu dengan Aplikasi
08:55 Menggabungkan Twinkly Strings LED melalui Aplikasi
10:49 Kedalaman Warna Twinkly Strings LED
11:10 Menghubungkan Twinkly Strings dengan Apple HomeKit
13:13 Tips Beli Christmas Light
13:41 Menggabungkan (Grouping) Twinkly Strings di HomeKit
14:41 Outro

Twinkly Strings bisa digunakan baik di dalam maupun di luar ruangan, karena sudah memiliki rating IP44. Tidak hanya itu, Twinkly Strings LED memiliki lebih dari 16 juta warna sehingga lebih detail. 💰 Harga untuk varian 250 LED adalah 279 NZD atau sekitar Rp2,6 juta. Namun, untuk pohon Natal di video ini kami menggunakan 2 box, jadi totalnya sekitar Rp5,2 juta.

Dengan fitur-fitur canggih tersebut, menurut kalian apakah Twinkly Strings sepadan dengan harganya?

Jika kalian suka video ini, jangan lupa like, comment, subscribe (berlangganan), dan share video ini ke temen-temen kalian semua ya, karena semua dukungan kalian itu mendorong kita untuk terus bikin video dan berkarya di YouTube.

Instagram: https://www.instagram.com/andyjsap

Cheers,
@Andy
 

Unboxing & Review Ledger Stax: Dompet Crypto Terbaru di Indonesia – Canggih dan Super Aman!


Dalam video Sapa Teknologi kali ini, kita akan mengulas Ledger Stax, sebuah hardware wallet kripto yang paling canggih dan populer tahun ini.

⭐ Spesifikasi Utama Ledger Stax:
• Ukuran: 85 mm x 54 mm x 6 mm (seukuran kartu kredit)
• Berat: 45 gram (ringan, namun terasa kokoh dan premium)
• Layar: Curved E Ink® touchscreen, 672 x 400 piksel
• Konektivitas: Bluetooth 5.2, USB Type-C
• Baterai: Lithium-ion 200 mAh, 🔋 tahan hingga 10 jam penggunaan atau beberapa bulan dalam kondisi standby
• Fitur Tambahan: Wireless charging (Qi), integrasi dengan aplikasi Ledger Live

🔐 Seberapa aman Ledger Stax?
Ledger Stax adalah salah satu #dompetkripto paling aman yang ada saat ini. Perangkat ini menyimpan private key/seed phrase secara offline pada chip Secure Element yang terisolasi dari internet, sehingga hampir tidak mungkin ditembus oleh serangan online. Chip ini memiliki sertifikasi CC EAL6+, yang menjamin tingkat keamanan tertinggi dibandingkan perangkat sejenis.

Penasaran sekeren apa #LedgerStax? Yuk simak videonya!

Timeline:
00:00 Intro
00:40 Unboxing paket
01:22 Apa saja yang ada di dalam kotak?
01:58 Kesan pertama
02:37 Ledger Stax Magnet Shell
03:12 Pengaturan awal
03:51 Konfigurasi melalui Ledger Live Mobile
04:34 Amankah membeli crypto wallet bekas?
05:01 Update software
05:25 Fitur unggulan: E Ink® touchscreen
05:53 Setup Stax: Nama perangkat
06:08 Setup Stax: PIN 🔑
06:34 Tampilan samping Ledger Stax
06:44 Setup Stax: Secret Recovery Phrase
08:11 Setup Stax: Backup Secret Recovery Phrase
08:35 Setup Stax: Instalasi aplikasi
09:45 Memori penyimpanan Stax
11:14 Berapa aplikasi yang bisa diinstal?
11:40 Pengaturan umum Ledger Stax
14:06 Bagaimana jika Stax/dompet kripto rusak?
15:05 Menerima crypto melalui Ledger Live Mobile
17:17 Mengirim crypto melalui Ledger Live Mobile
19:58 Biaya transfer crypto 💸
20:21 Pengisian daya | USB-C dan Wireless Charging
21:01 Kenapa lebih aman pakai #cryptowallet?
21:30 Kustomisasi tampilan layar depan (lock screen)
24:12 Tutorial Ledger Live Desktop
26:10 Dashboard dompet kripto di aplikasi komputer
26:35 Menambahkan beberapa akun Solana
27:25 Menerima crypto via Ledger Live Desktop
29:41 Fitur Buy, Swap, dan Stake
30:16 Sinkronisasi aset kripto Ledger Live Desktop
30:44 Mengirim crypto melalui Ledger Live Desktop
32:07 Tips aman simpan aset crypto (pengalaman pribadi)
33:58 EXTRA: Diskon & benefit khusus pembelian Ledger Stax
34:08 Outro

Jadi bagaimana menurut teman-teman? 😃
Kalian lebih suka simpan aset kripto di exchanger, software wallet seperti Exodus, atau hardware wallet seperti Ledger?

Kalau kalian tertarik membeli Ledger Stax, bisa melalui link https://saputra.org/go/ledger untuk mendapatkan diskon dan keuntungan tambahan 🎁

Atau jika ingin mendapatkan software wallet Exodus gratis, gunakan link https://saputra.org/go/exodus

Jika kalian suka video ini, jangan lupa like, comment, subscribe (berlangganan), dan share video ini ke temen-temen kalian semua ya, karena semua dukungan kalian itu mendorong kita untuk terus bikin video dan berkarya di YouTube.

Instagram: https://www.instagram.com/andyjsap

Cheers,
@Andy
 

Review Lengkap Synology DS1823xs+ NAS: Solusi untuk Home Labs hingga Datacenter


Hari ini, Andy berkesempatan untuk mereview Synology DS1823xs+ dan Synology SATA SSD 2.5inch Enterprise.

Synology DS1823xs+ adalah NAS desktop power berukuran 8-bay dengan garansi yang cukup panjang, yaitu 5 tahun. Unit ini memiliki berat 6,2 kg dan setiap pembelian dilengkapi dengan 1 kabel power, 2 kabel LAN, 1 plastik baut, serta 2 kunci Synology. Di bagian atas unit, terdapat indikator status dan alert LED, 1 tombol power, serta LED untuk LAN 1, 2, dan 3. Sementara itu, di bagian belakang unit terdapat beragam port seperti 2 expansion port, 1GbE RJ-45 ports, 10GbE RJ-45 Port, USB 3.2 Gen 1 Ports, serta PCI Express Expansion Slot. Expansion port ini berfungsi untuk menambah kapasitas penyimpanan. Jadi, jika unit ini sudah terisi penuh tetapi masih ingin upgrade lagi, kita bisa menambahkan harddisk tambahan tanpa khawatir unit tidak terbaca.

Untuk membuka drive trays pada Synology DS1823xs+, cukup menekan bagian bawah drive trays. Ketika semua drive trays dilepas, kita akan melihat di dalam unit terdapat 2 fan, 1 heatsink tower, serta 2 slot NVMe. Di bagian bawah unit, terdapat 2 slot memory. Synology DS1823xs+ menggunakan memory berkapasitas 8GB yang sudah dilengkapi fitur ECC (Error Correction Code). Namun, perlu dicatat bahwa untuk seri Synology XS ini, hanya harddisk atau SSD bermerk Synology saja yang bisa digunakan.

Beralih ke Synology SATA SSD 2.5inch Enterprise, SSD ini berukuran 480 GB. Untuk server NAS seri enterprise seperti DS1823xs+, harus menggunakan drive dari Synology yang berlabel enterprise. Kelebihannya adalah performa yang konsisten, kompatibilitas yang terjamin, serta minimal service disruption. SSD ini juga sudah dilengkapi fitur hot swappable, yang artinya kita bisa memasangkan drive ke server NAS tanpa harus mematikan server NAS. Dengan ukuran hanya 2,5 inch, SSD ini sangat mudah dipasang pada drive tray tanpa perlu kunci tambahan.

Synology DS1823xs+ sangat worth it untuk dicoba, terutama jika Anda ingin menjalankan berbagai aplikasi seperti Docker Container, Home Assistant, dan masih banyak lagi, tanpa perlu khawatir dengan biaya langganan bulanan seperti pada OneDrive ataupun iCloud. Unit ini juga dilengkapi fitur Out-Of-Band (OOB), yang memungkinkan Anda melakukan remote turn on/turn off serta mengakses server meskipun terjadi error, sehingga tetap bisa login menggunakan OOB ini. Namun, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan sebelum membeli Synology DS1823xs+, yaitu hanya mendukung SSD bermerk Synology, tidak support Synology Hybrid RAID (SHR), dan hanya memiliki single power supply.

00:00 Intro
00:55 Unboxing Synology DS1823xs+
01:01 Perlengkapan tambahan
01:13 Demo penggunaan kunci Synology
01:43 Tampilan fisik Synology DS1823xs+
01:52 Tampilan bagian atas
02:03 Tampilan belakang
02:45 Garansi
03:00 Expansion port
03:56 Tampilan dalam
04:04 Heatsink tower
04:24 NVMe slot
05:18 Tampilan bawah
05:25 Memory slot
05:32 Spesifikasi memory
06:27 Tampilan drive trays dimasukan
07:01 Review Synology SATA SSD 2.5inch Enterprise
08:45 Hot Swappable
09:16 Unboxing Synology SATA SSD 2.5inch Enterprise
09:43 Tutorial memasang SSD ke drive tray
10:07 Lock drive tray
10:39 Pemasangan drive tray
10:56 Tampilan Synology DS1823xs+ ketika dinyalakan
11:08 Kelebihan pertama
11:38 Kelebihan kedua
11:51 Kelebihan ketiga
12:28 Kelebihan keempat
12:38 Kelebihan kelima
12:57 Out-Of-Band (OOB)
14:03 Kekurangan pertama
14:35 Shingled Magnetic Recording (SMR)
16:00 Harddisk seri +
17:00 Kekurangan kedua
17:16 Synology Hybrid RAID (SHR)
17:44 Setup SSR di NAS Synology
18:22 Kekurangan Synology Hybrid RAID (SHR)
19:02 Kekurangan ketiga
19:22 Closing

Jadi, itulah review lengkap untuk Synology DS1823xs+ dan Synology SATA SSD 2.5inch Enterprise. Dengan kapasitas penyimpanan yang besar serta performa yang kuat, apakah Synology DS1823xs+ dan Synology SATA SSD 2.5inch Enterprise cocok untuk kebutuhan profesionalmu? Jika kalian ada pertanyaan, bisa tulis di kolom komentar ya, guys!

Jika kalian suka video ini, jangan lupa like, comment, subscribe (berlangganan), dan share video ini ke temen-temen kalian semua ya, karena semua dukungan kalian itu mendorong kita untuk terus bikin video dan berkarya di YouTube.

Instagram: https://www.instagram.com/andyjsap

Cheers & God bless you all
@Andy
 

Review Lengkap MacBook Air M2: Performa, Harga, Fitur Terbaru dengan Harga Terjangkau


Di video kali ini, Andy akan mereview MacBook Air M2 secara tuntas! Laptop Apple ini cocok buat kalian yang mencari performa tinggi dengan harga terjangkau, sekitar 15 jutaan. Laptop ini memiliki spesifikasi yang cukup lengkap diantaranya: memory 8GB, storage 256GB SSD, dan layar 13 inch beresolusi 2560 x 1664. Port yang tersedia cukup lengkap; di bagian kanan terdapat port audio jack 3.5mm, sementara di sisi kiri, terdapat port MagSafe untuk pengisian daya dan 2 port Thunderbolt/USB 4 yang juga bisa digunakan untuk charging melalui USB-C. Apple memberikan charger 30 watt bawaan yang kabelnya serasi dengan warna laptop, menambah kesan elegan.

Dari sisi performa, laptop ini didukung oleh CPU 8-core yang terdiri dari 4 core performance dan 4 core efficiency. Chip M2 yang digunakan mendukung Metal 3, sehingga laptop ini cukup tangguh untuk gaming ringan. MacBook ini juga memiliki daya tahan baterai yang sangat awet dan manajemen baterai yang pintar, dilengkapi dengan fitur Activation Lock yang berarti device terdaftar di iCloud, memungkinkan pelacakan melalui Find My Network jika hilang. Untuk kenyamanan tambahan, di bagian bawah laptop terdapat rubber tebal yang membantu menjaga kestabilan saat diletakkan di atas meja.

00:00 Intro
00:39 Unboxing
00:50 Spesifikasi MacBook Air M2
01:30 Tampilan MacBook Air M2
01:35 Port kanan
01:43 Port kiri
02:05 Kabel charger
02:32 Charger
02:48 Sticker Apple
04:05 Resolusi layar
04:11 Storage
04:37 Informasi Sistem
04:49 Activation Lock
05:07 Tutorial Penggunaan Find My
05:49 Grafis Laptop
06:08 Tentang RAM
06:18 Tampilan MacBook Air M2 ketika dibuka
07:10 Power
07:35 Tes Speedometer
08:13 Tes Speaker
09:00 Monitor Aktivitas
09:37 Tekanan Memori
09:57 Penjelasan tentang Sweeping
10:55 Rubber di bawah laptop
11:15 Tes Baterai
12:25 Penutup

Dengan desain minimalis dan performa yang tangguh, apakah MacBook Air M2 ini cocok untuk kebutuhanmu? Jika kalian ada pertanyaan, bisa tulis di kolom komentar, ya guys!

Jika kalian suka video ini, jangan lupa like, comment, subscribe (berlangganan), dan share video ini ke temen-temen kalian semua ya, karena semua dukungan kalian itu mendorong kita untuk terus bikin video dan berkarya di YouTube.

Instagram: https://www.instagram.com/andyjsap

Cheers & God bless you all
@Andy
 

AirPods Pro 2 dengan USB-C: Layak Dibeli? Review Mendalam & Perbandingan dengan Model Sebelumnya


Pada kesempatan kali ini, Andy akan mengulas secara detail tentang AirPods Pro 2 Generasi ke-2.

AirPods Pro 2 Gen 2 merupakan pengembangan dari AirPods Pro 2. Perbedaan yang paling menonjol dari AirPods Pro 2 Gen 2 adalah penggunaan port USB-C dan dukungan audio lossless untuk konektivitas dengan Apple Vision Pro. Setiap pembelian AirPods Pro 2 akan menyertakan aksesori tambahan seperti kabel USB-C to USB-C dan 3 pasang eartips (XS, S, dan L). Apple juga memperkenalkan ukuran eartips baru yang lebih kecil, yaitu XS. Selain itu, kita bisa melakukan custom engraving pada case AirPods kita. Desain case AirPods Pro 2 Gen 2 tidak banyak berubah, tetapi ada beberapa penambahan fitur pada bagian kanan dan bawah case. Di bagian kanan case, terdapat lanyard lock dimana kita bisa mengaitkan tali untuk lebih mudah membawa AirPods. Di bagian bawah case, terdapat tombol reset, port USB-C, dan speaker yang berfungsi untuk memberikan notifikasi suara saat menggunakan fitur Find My.

AirPods Pro 2 Gen 2 memiliki beberapa perbedaan fitur dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Perbedaan pertama terletak pada bagian belakang AirPods, di mana AirPods Pro 2 Gen 2 memiliki lubang (Microphone Fence) yang berfungsi untuk membantu meningkatkan kualitas suara dan kinerja mode adaptif. Perbedaan kedua terletak di bagian bawah AirPods, yang kini tidak memiliki lubang sensor karena sudah menggunakan teknologi skin detect. Pengaturan volume dapat dilakukan dengan mudah hanya dengan menggeser jari ke atas atau ke bawah pada tangkai AirPods. AirPods Pro 2 Gen 2 memiliki 4 opsi pengaturan kontrol kebisingan, yaitu off, transparency mode, adaptive mode, dan noise cancellation. Fitur noise cancellation berfungsi untuk memblokir suara dari luar sehingga menciptakan suasana yang sunyi. Selain itu, terdapat juga fitur conversation awareness yang secara otomatis menurunkan volume musik dan memperjelas suara lawan bicara saat Anda sedang berbicara dengan seseorang.

Case AirPods Pro 2 Gen 2 juga bisa diisi daya menggunakan charger Apple Watch karena case ini memiliki magnet di dalamnya. AirPods Pro 2 Gen 2 lebih berat 5 gram dari AirPods Pro 2 generasi sebelumnya karena di dalam case AirPods Pro 2 Gen 2 terdapat chip H2. Chip H2 ini memiliki processing power yang 2 kali lebih cepat dan lebih detail. Keunggulan lain dari chip H2 adalah koneksi yang otomatis 12 kali lebih cepat. AirPods Pro 2 Gen 2 sudah menggunakan Bluetooth 5.3, yang membuat jangkauan koneksi menjadi lebih jauh dan baterai lebih hemat.

00:00 Intro
00:41 Tampilan packaging asli dari Apple
00:45 Unboxing dus packaging
01:06 Tampilan dus AirPods Pro 2 Gen 2
01:14 Unboxing AirPods Pro 2 Gen 2
01:32 Engraving tulisan “AS”
02:01 Tampilan fisik AirPods Pro 2 Gen 2
02:16 Tampilan lanyard lock
02:29 Tampilan bawah case AirPods Pro 2 Gen 2
02:52 Tampilan ketika case AirPods Pro 2 Gen 2 dibuka
02:57 Perlengkapan tambahan
03:16 Penjelasan penambahan ukuran eartips
03:53 Pairing ke iPhone
04:02 Tampilan fisik AirPods Pro 2 Gen 2 di layar iPhone
04:23 Setting adaptive audio
05:03 Tampilan baterai case dan AirPods Pro 2 Gen 2
05:15 Tampilan setting AirPods Pro 2 Gen 2
05:33 Penjelasan noise control off
05:42 Penjelasan transparency mode
05:52 Penjelasan adaptive mode
05:57 Penjelasan noise cancellation
06:44 Timbang AirPods lama
06:51 Timbang AirPods Pro 2 Gen 2
07:13 Mencoba membunyikan AirPods Pro 2 Gen 2 di Find My
07:22 AirPods Pro 2 Gen 2 berbunyi
07:36 Demo pengecasan AirPods Pro 2 Gen 2 di charger Apple Watch
07:58 Demo pengecasan AirPods lama di charger Apple Watch
08:20 Demo pengecasan AirPods lama di MagSafe
08:32 Demo pengecasan AirPods Pro 2 Gen 2 di MagSafe
09:11 Perbedaan fisik AirPods lama dengan AirPods Pro 2 Gen 2
10:26 Slide up dan slide down untuk pengaturan volume
11:26 Demo pencarian case AirPods Pro 2 Gen 2 di Find My
12:15 Keunggulan H2 Chip
15:05 Konfigurasi audio
15:31 Penjelasan conversation awareness
15:57 Penjelasan loud sound reduction
16:19 Demo suara microphone AirPods Pro 2 Gen 2
16:34 Penjelasan perilisan ketiga AirPods Pro
17:23 Closing

Dengan berbagai peningkatan fitur yang ditawarkan, menurut kalian apakah AirPods Pro 2 Gen 2 benar-benar layak untuk dibeli? Jika ada pertanyaan, silakan tulis di kolom komentar ya, guys!

Jika kalian suka video ini, jangan lupa like, comment, subscribe (berlangganan), dan share video ini ke temen-temen kalian semua ya, karena semua dukungan kalian itu mendorong kita untuk terus bikin video dan berkarya di YouTube.

Instagram: https://www.instagram.com/andyjsap

Cheers & God bless you all
@Andy
 

Tutorial Cara Membuat DNS Server Sendiri dengan Docker Container di Router MikroTik


Dalam video kali ini, Andy akan menjelaskan kepada kalian cara membuat DNS server kita sendiri dan bagaimana implementasinya menggunakan router MikroTik.

DNS server sendiri merupakan software yang sangat berguna agar ISP kita tidak dapat mengetahui lagi situs-situs atau domain apa saja yang kita akses. Selain itu, kita sendiri juga berpotensi bisa melakukan bypass semua konten filtering yang berbasis DNS, sehingga tidak perlu lagi bergantung pada public DNS server seperti 1.1.1.1 Cloudflare atau 8.8.8.8 Google, dan sebagainya. Implementasi DNS server sendiri dilakukan secara sederhana hanya menggunakan router MikroTik yang nantinya sudah bisa melakukan proses DNS recursive dengan sendirinya tanpa harus bergantung pada server manapun.

DNS server yang digunakan oleh Andy kali ini adalah dari software SDNS yang direkomendasikan karena merupakan open source dan bisa dijalankan dengan Docker, sehingga cocok dijalankan pada MikroTik yang mendukung container. Selain itu juga bisa membuat plugin jadi tidak perlu melakukan hack pada softwarenya. Respon dari SDNS sendiri sangat cepat dibandingkan dengan PowerDNS, BIND, dan Unbound serta dengan tingkat kehilangan data paling sedikit. SDNS server sudah berjalan dengan sendirinya atau tidak lagi bergantung pada public DNS server manapun.

Implementasi SDNS menggunakan RB5009 dengan extra package. RB5009 sangat ringan untuk menjalankan Docker dan jika paket container sudah terinstal, maka selanjutnya perlu melakukan sistem device mode update, karena jika tidak, maka MikroTik tidak dapat menjalankan container. Cara implementasi dengan MikroTik adalah dengan masuk ke IP lalu langsung ke virtual Ethernet yang sebelumnya sudah dibuat maka sudah terintegrasi dengan router kita sehingga SDNS akan menjawab semua query DNS sehingga kita akan punya DNS server record shift pribadi.

Penasaran bagaimana cara membuat DNS server dan implementasi dengan router MikroTik? Yuk simak dan tonton sampai habis ya!

00:00 Intro
01:15 DNS server dari SDNS
01:30 Apa itu software SDNS?
02:23 Kecepatan respons SDNS
02:47 Implementasi SDNS
04:05 Pentingnya sistem device mode update
04:21 Syarat agar router Docker ready
05:40 Cara membuat folder otomatis
08:01 Apa itu c1982/sdns?
09:02 Cara dapat otomatis Docker terbaru dengan konfigurasi di luar
11:48 Koreksi interface
12:29 Proses membuat gateway
13:32 Proses connect Docker SDNS
13:53 Pengujian dari Mac
14:22 SDNS server sudah berjalan dengan sendirinya
14:56 Cara implementasi dengan MikroTik
16:14 Penggunaan memori kecil dan load CPU normal
17:25 Uji coba melakukan DNS query
17:55 Proses booting Docker cepat
19:03 Cara akses SMB service di MikroTik
20:06 Isi folder sdns-db
20:38 Apa itu root servers?
21:41 Cara implementasi config
22:17 List file lain selain config
22:34 Rekomendasi edit config pada folder
22:55 Closing

Gimana nih, apakah kalian tertarik untuk membuat DNS server dan implementasi dengan router MikroTik? Jika kalian ada pertanyaan, bisa tulis di kolom komentar ya, guys!

Jika kalian suka video ini, jangan lupa like, comment, subscribe (berlangganan), dan share video ini ke temen-temen kalian semua ya, karena semua dukungan kalian itu mendorong kita untuk terus bikin video dan berkarya di YouTube.

Instagram: https://www.instagram.com/andyjsap

Cheers & God bless you all
@Andy
 

Cara Setup Intel VROC di HPE Gen10 Plus V2: Instalasi Windows Server dengan Intelligent Provisioning


Dalam video kali ini, Andy akan memberikan informasi kepada kalian tentang bagaimana cara instalasi OS Windows Server dengan Intel VROC.

Intel VROC adalah software RAID dari Intel yang berfungsi layaknya dedicated RAID card. Karena unit HPE ini tidak dilengkapi dengan RAID card, maka Intel VROC menjadi solusi yang tepat. Untuk melakukan konfigurasi Intel VROC, masuklah ke sistem utilities, kemudian ke BIOS/RBSU dan pilih opsi storage, lalu pilih SATA controller options by default. Dengan dukungan Intel VROC SATA, kalian tidak perlu membeli hardware RAID card yang relatif mahal. Langkah selanjutnya adalah proses konfigurasi RAID dengan membuat RAID volume.

Unit HPE ini terdiri dari 2 SSD, masing-masing berkapasitas 1 TB. Untuk instalasi OS pertama kali, kalian bisa menggunakan HPE ROK Essential. Setelah berhasil menyimpan konfigurasi RAID, kalian dapat menggunakan Intelligent Provisioning, sebuah fitur dari HPE yang mempermudah instalasi Windows. Intelligent Provisioning ini memiliki built-in di dalam server. Pastikan juga bahwa storage controller dapat mendeteksi Intel Virtual RAID on CPU.

Kalian juga harus mengetahui perbedaan antara Intel VROC dan hardware RAID card. Kelebihan Intel VROC adalah semua kalkulasi algoritma RAID dilakukan di processor, sehingga beban kerja processor meningkat. Intel VROC cocok untuk server kantoran karena RAID-nya dikelola di firmware level, bukan di OS. Sedangkan hardware RAID card melakukan semua kalkulasi algoritmanya di card itu sendiri karena memiliki processor terintegrasi.

Penasaran bagaimana cara instalasi dengan Intel VROC dan Intelligent Provisioning?

00:00 Intro
00:40 Mengapa pilih Intel VROC?
01:01 Cara konfigurasi Intel VROC
01:36 Intel VROC SATA RAID tidak berfungsi dengan mode booting
02:01 Intel VROC SATA support
02:24 Tidak perlu beli hardware RAID card
02:32 Proses konfigurasi RAID
02:42 Cara membuat RAID
03:25 Create RAID volume
04:28 Menggunakan HPE ROK Essential
04:54 Install Windows dengan Intelligent Provisioning
06:16 Proses cek installer
06:33 Rapid setup tidak bisa membuat smart array
07:06 Review konfigurasi
07:22 Memastikan storage controller bisa lihat Intel Virtual ROC
08:07 Kelebihan Intel VROC
09:33 Kelebihan dedicated hardware RAID card
09:59 Proses booting dari Intel VROC
10:29 Closing

Gimana nih menurut kalian tentang instalasi dengan Intel VROC dan Intelligent Provisioning? Jika kalian ada pertanyaan, bisa tulis di kolom komentar ya, guys!

Jika kalian suka video ini, jangan lupa like, comment, subscribe (berlangganan), dan share video ini ke temen-temen kalian semua ya, karena semua dukungan kalian itu mendorong kita untuk terus bikin video dan berkarya di YouTube.

Instagram: https://www.instagram.com/andyjsap

Cheers & God bless you all
@Andy
 

Cara Upgrade Android di Head Unit Mobil dengan Carlinkit Android AI Box: Super Canggih dan Keren!


Dalam video kali ini, Andy akan membagikan informasi kepada kalian tentang suatu produk bernama Carlinkit Full Android AI Box.

Produk Carlinkit Full Android AI Box ini, jika dipasang pada mobil, akan mengubah layar di dalam mobil menjadi Android 12.0. Sehingga, kalian bisa menonton YouTube maupun Netflix sambil berkendara. Kalian bisa memesan produk Carlinkit ini dalam versi global maupun versi US/Canada only. Spesifikasi lengkap dari Carlinkit Android 12.0 CPC200-Tbox Plus ini meliputi RAM sebesar 8GB dan storage 128GB yang sangat cukup untuk mengunduh dan menyimpan aplikasi. Prosesor dari Carlinkit ini adalah prosesor 8 core Qualcomm.

Selain main unit Carlinkit, kalian juga akan mendapatkan kabel USB-C to USB-C, kabel USB-C to USB-A, serta buku manual pengguna. Main unit Carlinkit ini dilengkapi dengan tombol reset, 2 LED, USB-C, slot untuk micro SD card, dan slot SIM card. Kegunaan slot SIM card adalah agar unit Carlinkit bisa langsung terkoneksi dengan jaringan 4G. Contohnya, jika kalian tidak ingin memasang SIM card, maka kalian bisa melakukan tethering hotspot dari HP atau router portable 4G kalian.

Harga dari Carlinkit adalah $200 untuk versi plus, sedangkan Carlinkit non plus seharga $170. Cara memasang Carlinkit cukup dengan mencolokkan Carlinkit dan menyalakan mobil. Kalian juga bisa menghubungkan Carlinkit dengan AutoKit, jadi jika biasanya koneksi Apple CarPlay memerlukan kabel lightning, sekarang bisa dikoneksikan dengan AutoKit sehingga tidak perlu lagi menggunakan kabel manual. Carlinkit ini juga sudah dibekali dengan GPS dan bisa menginstal aplikasi apapun. Untuk kalian yang ingin menggunakan Carlinkit, pastikan dulu bahwa mobil kalian sudah mendukung Apple CarPlay.

Penasaran bagaimana meng-update Android pada head unit mobil dengan Carlinkit? Tonton sampai habis ya!

Timeline:
00:00 Intro
00:53 Carlinkit Android 12.0 CPC200-Tbox Plus
01:16 Spesifikasi Carlinkit
01:41 Prosesor Carlinkit
02:00 Unboxing Carlinkit
02:24 Aksesori yang didapat
02:48 Komponen dari main unit Carlinkit
03:09 Kegunaan slot SIM card
03:20 Jika tidak menggunakan SIM card
03:34 Harga Carlinkit plus dan non plus
04:04 Pemasangan Carlinkit di mobil
05:00 Koneksi dengan AutoKit
05:49 Konfigurasi Carlinkit
06:21 Mencoba menonton YouTube dengan Carlinkit
07:18 Carlinkit dilengkapi GPS
07:29 Instalasi aplikasi apapun
08:22 Kembali ke menu mobil
08:37 Pastikan mobil mendukung Apple CarPlay
08:57 Carlinkit dengan pendinginan pasif
09:13 Cara konek ke Apple CarPlay melalui AutoKit
09:40 Kembali ke menu Android
09:49 Mengatur tampilan home screen
10:29 Tes berapa lama proses Carlinkit menyala
12:00 Closing

Gimana nih menurut kalian tentang Carlinkit Android Tbox? Jika kalian ada pertanyaan, bisa tulis di kolom komentar ya, guys!

Jika kalian suka video ini, jangan lupa like, comment, subscribe (berlangganan), dan share video ini ke temen-temen kalian semua ya, karena semua dukungan kalian itu mendorong kita untuk terus bikin video dan berkarya di YouTube.

Instagram: https://www.instagram.com/andyjsap

Cheers & God bless you all
@Andy
 
Back
Top