Luxiana

Well-known member
User ID
921
Joined
16 Sep 2021
Messages
116
Reaction score
12
Points
18
Sistem pendidikan di New Zealand memang tidak bisa diragukan lagi. Laporan OECD pada tahun 2016 menunjukkan bahwa Selandia Baru berhasil menghasilkan tujuh lulusan dengan prestasi tertinggi di dunia. Hal ini membuat New Zealand menempati posisi di atas negara-negara raksasa, seperti Amerika, Kanada, dan Inggris.

Sistem pendidikan yang luar biasa inilah yang menjadi salah satu alasan Andy Saputra untuk menempuh jenjang pendidikan terakhirnya di salah satu negeri paling aman di dunia itu.

Andy Saputra adalah seorang pria asal Surakarta yang kini berdomisili di New Zealand. Melalui vlog di kanal YouTube-nya, Andy bersama keluarga kecilnya menjawab rasa penasaran masyarakat Indonesia tentang kehidupan di Selandia Baru.

Dalam salah satu video di kanal YouTube-nya, Andy bersama istri tercintanya, Thirza Saputra menjelaskan tentang 9 Perbedaan Sistem Pendidikan di Indonesia dan New Zealand, yaitu:

1. Tidak Punya Tahun Ajaran Baru​

“Di New Zealand itu enggak ada yang namanya masuk sekolah harus mengikuti tahun ajaran baru,” ungkap Andy.

Pengalaman ini Andy terima setelah menghantarkan putra sulungnya, Kakak Jayden mendaftar sekolah untuk pertama kalinya. Andy juga mengungkapkan bahwa tepat setelah seorang anak merayakan ulang tahunnya yang ke-5, maka ia telah resmi diterima sebagai seorang siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

2. Tidak Ada Upacara Bendera​

IMG_3703.JPG

Tahukah kamu? New Zealand tidak mengadakan upacara bendera mingguan di sekolah umum.

Menurut Andy, kewajiban mengadakan upacara bendera dan pengetahuan baris-berbaris hanya dibebankan kepada para siswa di sekolah militer. Hal ini mungkin menjadi salah satu ketertarikan lebih bagi para siswa Indonesia yang selalu malas mengikuti upacara bendera setiap Senin pagi.

Jadi para kaum mageran tidak perlu pura-pura pingsan dan lemas lagi ya, supaya bisa duduk manis di tempat teduh selama upacara bendera.

3. Tidak Pakai Seragam Nasional​

New Zealand di masa lalu memang tidak menerapkan aturan penggunaan seragam sekolah. Namun, maraknya kebiasaan untuk membolos sekolah membuat pemerintah Selandia Baru menerapkan kewajiban penggunaan seragam bagi para siswa.

Kendati demikian, Anda tidak perlu risau karena seragam yang digunakan bukanlah seragam Nasional, melainkan seragam unik dan identik yang dikeluarkan sekolah secara independen.

4. Masa Belajar​

Di New Zealand seorang anak berumur lima tahun bisa langsung menduduki bangku kelas 1 SD. Masa belajar SD di New Zealand tidak berbeda dengan Indonesia, yakni selama enam tahun. Sedangkan, masa SMP hanya membutuhkan waktu dua tahun saja.

Sebagai gantinya, seorang pelajar harus menempuh empat tahun masa SMA. Tak hanya sampai di situ, setelah menamatkan bangku SMA, siswa harus menempuh satu tahun tambahan masa Foundation.

Foundation di New Zealand adalah masa persiapan sebelum menempuh jalur perkuliahan. Selama satu tahun, seorang siswa akan dibiarkan untuk mencoba dan menentukan kecocokan atas bidang yang ingin ia ambilnya nanti saat kuliah.

Apabila Anda ingin kuliah di luar negeri, siapkan diri kalian untuk menempuh program Bachelor, satu tahun tambahan untuk mempersiapkan diri dan mencocokkan minat sebelum mulai kuliah.

5. Kantinnya Mana?!​

Buat kalian yang suka jajan, sekolah di New Zealand mungkin terlihat membosankan. Sebab, keberadaan kantin yang berjualan cemilan sangatlah jarang di negeri ini.

Sekalinya bertemu kantin, mungkin yang Anda temui sebenarnya adalah catering, jadi kalau belum bayar biaya berlangganan tidak boleh asal comot ya!

Tenang, Anda tidak perlu khawatir karena berlangganan catering ini tidak diwajibkan oleh pihak sekolah. Sehingga, Anda diizinkan untuk membawa bekal dari rumah.

“Tidak boleh bawa Nuts (kacang-kacangan),” sanggah Thirza.

Thirza menyampaikan bahwa Sekolah Dasar di New Zealand tidak mengizinkan muridnya membawa kacang-kacangan ke sekolah. Pengalaman ini juga Thirza terima dari pendaftaran sekolah Kakak Jayden, sebab ada banyak anak yang alergi kacang di New Zealand.

Jadi Moms, jangan sampai nyelipin kacang polong ke kotak bekal buah hati ya.

6. Ekstrakurikuler​

Sebagai bagian dari olahraga paling populer selain ski dan snowboarding, rugby menjadi salah satu ekstrakurikuler paling populer di New Zealand. Berbeda dengan Indonesia yang mengagungkan sepak bola dan Amerika yang suportif dengan basket.

Jika Anda menyukai musik, tersenyumlah karena sebagian besar Sekolah Dasar di New Zealand menyediakan studio musiknya sendiri. Sekolah-sekolah di New Zealand menyalurkan ketertarikan musik pelajarnya melalui band yang menarik.

Dan masih banyak lagi pilihan ekstrakurikuler menarik yang bisa menjadi pilihan Anda selama bersekolah di New Zealand.

7. Sekolah Sistem Zonasi (Local Zone)​

Jika Indonesia membebaskan Anda untuk memilih sekolah favorit bagi buah hati, maka New Zealand tidak berpikiran serupa, terutama untuk siswa Sekolah Dasar.

Pemerintah New Zealand menghimbau para orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah yang berjarak sekitar 2 km dari tempat tinggal masing-masing. Jarak maksimal yang diizinkan hanyalah sekitar 5 km dari tempat tinggal.

8. Summer Break di New Zealand​

Summer Break menjadi ajang liburan paling populer di New Zealand. Kalian mungkin biasa mendengar istilah tersebut di film-film mancanegara. Bagaimana keseruan tokoh utama menikmati kisah cinta atau petualangan berlibur yang mendebarkan.

Berbeda dengan Indonesia, New Zealand menikmati libur akhir tahun dengan durasi lebih lama, yakni selama bulan Desember hingga Januari.

Tidak hanya berlibur dan bersenang-senang, ternyata tidak sedikit pelajar memanfaatkan Summer Break untuk kesibukan lain. Beberapa orang memilih untuk bekerja paruh waktu dan menghasilkan pundi-pundi dollar.

Meski begitu, tak sedikit juga yang mengisi waktu luangnya untuk mengikuti Summer School atau sekolah selama musim panas untuk mengembangkan kemampuan mereka.

9. Pasti Naik Kelas, Kurikulum yang Menyenangkan​

Perbedaan kurikulum sekolah di Indonesia dan New Zealand bagaikan langit dan bumi. Istilah ‘tinggal kelas’, saat seorang pelajar tidak mampu menempuh tingkat ketuntasan minimal, bukanlah hal yang biasa di New Zealand.

Andy menyatakan bahwa tidak ada istilah tinggal kelas di New Zealand. Pemerintah New Zealand meyakini bahwa bukanlah masalah besar jika anak-anak melakukan kesalahan.

Menariknya, para pelajar masih menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain hingga kelas 4 SD. Pelajaran yang diterima oleh siswa selama masa Sekolah Dasar (Primary School) sebagian besar sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.

Sebagai contoh, apabila seorang anak memiliki minat dan bakat di bidang seni, pihak sekolah akan memberikan lebih banyak pelajaran tentang seni kepada sang anak. Hal ini dilakukan untuk memupuk bakat siswa sejak dini.

Seorang siswa baru akan menerima pembelajaran intensif di usia College (SMP dan SMA).

Thirza memiliki beberapa tips jika Anda ingin menyekolahkan buah hati ke pendidikan preschool atau Taman Kanak-kanak (TK) di New Zealand. Thirza menyarankan para orang tua untuk memilih salah satu dari tiga jenis TK berikut ini:
  • Kindergarten, adalah TK di New Zealand. Pembelajaran biasanya dimulai pada 8.30AM-3.30PM.
  • Daycare, adalah tempat penitipan anak versi New Zealand, biasanya menjadi salah satu pilihan bagi orang tua yang sibuk bekerja selama 8 jam setiap harinya. Selama di Daycare, anak akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain.
  • Montessori, mirip seperti Daycare, tetapi lebih mengarah pada Kelompok Belajar (KB) di Indonesia. Sehingga anak akan diberikan kegiatan belajar tambahan seperti berhitung, membaca, dan lain sebagainya.

Di balik seluruh kemudahan yang tersaji, Andy dan Thirza merasa bangga sempat menempuh pendidikan di Indonesia. Sebab, sekolah di dalam negeri mengizinkan para pelajar untuk menuai lebih banyak pengetahuan tentang negara tercinta kita Indonesia.

Jadi, gimana menurut kalian? Lebih asik mana? Sekolah di Indonesia atau di New Zealand?

Ayo kunjungi YouTube Andy Saputra untuk informasi menarik lainnya seputar New Zealand.
 
Last edited:
 Short URL:
Back
Top